Jumat, 29 November 2013

25. Pengoraganisasian Siswa

Pengorganisasian Siswa

Dalam dunia pendidikan, peran pengorganisasian siswa dalam halnya untuk mencapai kemaksimalan dalam pembelajaran juga diperluakan. Dalam hal ini management dari seorang guru dan kebijakannya dalam mengambil keputusan setelah melihat keadaan anak didiknya sangat diperlukan.
            Tentu saja bukan hanya teori serta kematangan berfikir dari seorang guru saja yang dibutuhkan, namun disini penjiwaan dari seorang guru untuk menikmati profesinya (bukan pekerjaannya) dan niatan dalam menjadi tenaga pendidik sudah dirasa sangat perlu untuk ditanamkan. Dengan dukungan penjiwaan serta niatan yang baik dari seorang guru, tentu dalam hal management di dalam kelas untuk menentukan cara pembelajaran mana yang paling tepat untuk siswa yang dihadapinya bukanlah menjadi suatu hal yang sulit.
            Dapat diibaratkan sebagai potongan puzzle, pengorganisasian dalam kelas juga memerlukan suatu kecocokan dengan keadaan dalam kelas. Yang mana dalam hal ini perlu diperhatikan situasi serta kondisi ruangan maupun siswa yang ada di dalamnya. Jika keserasian dalam kelas cocok dengan cara pengorganisasian yang diterapkan, tentunya dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan kemudian yang akan berdampak pada hasil belajarnya.



A.      Pembelajaran Secara Individual
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan kepada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan pada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi bantuan individual secara umum.
Yang memiliki ciri-ciri secara umum dimana dalam pembelajaran ini diberikan kepada siswa keleluasaan untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri sehingga dicapai tujuan yang optimal, dengan kata lain disini siswa sebagai subjek yang belajar dan bukan objek yang diberikan materi sehingga siswa dapat mengetahui perkembangan belajarnya.
Peran guru disini bersifat membantu yang berkaitan dengan menejemen jadwal ataupun kegiatan belajar siswa dan sebagai fasilitator yang mempermudah belajar sehingga perlu diciptakan kedekatan yang terbuka antara guru dan siswa.
Pembelajaran individual diciptakan untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran klasikal. Dari segi kebutuhan belajar, progam ini lebih efektif karena siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.
Program pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila mempertimbangkan hal-hal berikut :
a. Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
b. Tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa
c. Prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa
d. Kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa
e. Keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti oleh siswa.
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan tuntutan perkembangan individu.
Dalam penekanannya, pembelajaran individual dapat dilakukan dengan model pembelajaran konstruktivistik maupun behavioristik, tergantung pada keadaan siswa ataupun jenjang pendidikannya.
Namun jika diterapkan, pembelajaran secara individual memerlukan waktu yang lebih lama dari pembelajaran klasikal karena dalam pembelajaran secara individual guru harus member bantuan ke masing-masing siswa yang mana tidak dibentuk dengan suatu kelompok.

B. Pembelajaran Secara Kelompok
Dalam pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi sebab (a) hubungan antar guru dan siswa lebih sehat dan akrab, (b) siswa memperoleh bantuan, kesempatan sesuai dengn kebutuhan, kemampuan dan minat, (c) siswa dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara belajar dan kriteria keberhasilan.
Tujuan utama dari pembelajaran secara kelompok ini adalah memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional, mengembangkan sikap sosial, mengembangkan sikap kepemimpinan dalam memecahkan masalah, dan mendinamiskan kegiatan kelompok belajar.
Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan masalah kelompok, kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak. Perbedaan yang paling mencolok dengan pembelajaran secara individu hanya pada ruang lingkupnya. Jika pembelajaran secara individu guru mendatangi setiap individu, dalam pembelajaran kelompok ini guru mendatangi tiap kelompok, Sehingga disini tiap masalah yang ada diselesaikan dengan berdiskusi.
Dalam pembelajaran kelompok ini guru berperan sebagai pemebentuk kelompok dan memberikan perencanaan tugas kelompok. Selain itu guru juga sebagai pemeberi informasi kepada kelompok, fasilitator, pengendali ketertiban kerja serta pembimbing, dan pengevaluasi hasil belajar kelompok yang mana mencakup hasil kerja, perilaku kelompok, proses kerja kelompok yang kemudian dibandingkan dengan kelompok lain.
C. Pembelajaran Secara Klasikal
Pembelajaran klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal ini disebabkan oleh pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efesien. Pembelajaran klasikal berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan kelas dan pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang bersumber dari kondisi tempat belajar misalnya ruang kotor, papan tulis atau meja kursi rusak. Dan siswa yang terlibat dalam belajar misalnya dari antar individu ataupun antar sekelompok siswa.
Pengelolaan pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru dalam pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok berlaku juga dalam pembelajaran klasikal. Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas.

Kesimpulan.
Pada dasarnya dari ketiga pengorganisasian yang berbeda tersebut memiliki keunggulan serta kelemahan masing-masing. Tetapi keunggulan serta kelemahan itu dapat muncul tergantung pada suasana yang dipijak, kondisi kelas, kondisi siswa, serta kecocokan dari guru terhadap cara yang ia pakai.
Menjadikan hasil belajar maksimal bukan hal yang mustahil, melainkan hal tersebut tergantung dalam metode, cara mengajar, dan mengorganisasikan siswa di dalam kelas termasuk mengarahkan mereka untuk belajar dan juga bergantung pada keahlian untuk menguasai keadaan.

Sumber : http://berawal-dariserpihan.blogspot.com/2013/04/pengorganisasian-siswa.html#!/2013/04/pengorganisasian-siswa.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar