Pengorganisasian
Siswa
Dalam
dunia pendidikan, peran pengorganisasian siswa dalam halnya untuk mencapai
kemaksimalan dalam pembelajaran juga diperluakan. Dalam hal ini management dari
seorang guru dan kebijakannya dalam mengambil keputusan setelah melihat keadaan
anak didiknya sangat diperlukan.
Tentu saja bukan hanya teori serta kematangan berfikir dari seorang
guru saja yang dibutuhkan, namun disini penjiwaan dari seorang guru untuk
menikmati profesinya (bukan pekerjaannya) dan niatan dalam menjadi tenaga
pendidik sudah dirasa sangat perlu untuk ditanamkan. Dengan dukungan penjiwaan
serta niatan yang baik dari seorang guru, tentu dalam hal management di
dalam kelas untuk menentukan cara pembelajaran mana yang paling tepat untuk
siswa yang dihadapinya bukanlah menjadi suatu hal yang sulit.
Dapat diibaratkan sebagai potongan puzzle, pengorganisasian dalam kelas juga
memerlukan suatu kecocokan dengan keadaan dalam kelas. Yang mana dalam hal ini
perlu diperhatikan situasi serta kondisi ruangan maupun siswa yang ada di
dalamnya. Jika keserasian dalam kelas cocok dengan cara pengorganisasian yang
diterapkan, tentunya dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan
kemudian yang akan berdampak pada hasil belajarnya.
A. Pembelajaran Secara Individual
Pembelajaran
secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitikberatkan kepada
bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing individu. Bantuan dan
bimbingan belajar kepada individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal,
tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individual, guru memberi bantuan
pada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal, guru memberi
bantuan individual secara umum.
Yang
memiliki ciri-ciri secara umum dimana dalam pembelajaran ini diberikan kepada
siswa keleluasaan untuk belajar berdasarkan kemampuan sendiri sehingga dicapai
tujuan yang optimal, dengan kata lain disini siswa sebagai subjek yang belajar
dan bukan objek yang diberikan materi sehingga siswa dapat mengetahui perkembangan
belajarnya.
Peran
guru disini bersifat membantu yang berkaitan dengan menejemen jadwal ataupun
kegiatan belajar siswa dan sebagai fasilitator yang mempermudah belajar
sehingga perlu diciptakan kedekatan yang terbuka antara guru dan siswa.
Pembelajaran
individual diciptakan untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran klasikal.
Dari segi kebutuhan belajar, progam ini lebih efektif karena siswa belajar
sesuai dengan programnya sendiri.
Program
pembelajaran individual dapat dilaksanakan secara efektif, bila
mempertimbangkan hal-hal berikut :
a.
Disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan siswa
b.
Tujuan pembelajaran dibuat dan dimengerti oleh siswa
c.
Prosedur dan cara kerja dimengerti oleh siswa
d.
Kriteria keberhasilan dimengerti oleh siswa
e.
Keterlibatan guru dalam evaluasi dimengerti oleh siswa.
Program
pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa
agar ia dapat belajar secara mandiri. Kemandirian belajar tersebut merupakan
tuntutan perkembangan individu.
Dalam
penekanannya, pembelajaran individual dapat dilakukan dengan model pembelajaran
konstruktivistik maupun behavioristik, tergantung pada keadaan siswa ataupun
jenjang pendidikannya.
Namun
jika diterapkan, pembelajaran secara individual memerlukan waktu yang lebih
lama dari pembelajaran klasikal karena dalam pembelajaran secara individual
guru harus member bantuan ke masing-masing siswa yang mana tidak dibentuk
dengan suatu kelompok.
B. Pembelajaran Secara Kelompok
Dalam
pembelajaran kelompok kecil, guru memberikan bantuan atau bimbingan kepada tiap
anggota kelompok lebih intensif. Hal ini dapat terjadi sebab (a) hubungan antar
guru dan siswa lebih sehat dan akrab, (b) siswa memperoleh bantuan, kesempatan
sesuai dengn kebutuhan, kemampuan dan minat, (c) siswa dilibatkan dalam
penentuan tujuan belajar, cara belajar dan kriteria keberhasilan.
Tujuan
utama dari pembelajaran secara kelompok ini adalah memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah secara rasional,
mengembangkan sikap sosial, mengembangkan sikap kepemimpinan dalam memecahkan
masalah, dan mendinamiskan kegiatan kelompok belajar.
Siswa
dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang belajar untuk memecahkan
masalah kelompok, kelompok kecil merupakan satuan kerja yang kompak. Perbedaan
yang paling mencolok dengan pembelajaran secara individu hanya pada ruang
lingkupnya. Jika pembelajaran secara individu guru mendatangi setiap individu,
dalam pembelajaran kelompok ini guru mendatangi tiap kelompok, Sehingga disini
tiap masalah yang ada diselesaikan dengan berdiskusi.
Dalam
pembelajaran kelompok ini guru berperan sebagai pemebentuk kelompok dan
memberikan perencanaan tugas kelompok. Selain itu guru juga sebagai pemeberi
informasi kepada kelompok, fasilitator, pengendali ketertiban kerja serta
pembimbing, dan pengevaluasi hasil belajar kelompok yang mana mencakup hasil
kerja, perilaku kelompok, proses kerja kelompok yang kemudian dibandingkan
dengan kelompok lain.
C. Pembelajaran Secara Klasikal
Pembelajaran
klasikal merupakan kemampuan guru yang utama. Hal ini disebabkan oleh
pengajaran klasikal merupakan kegiatan mengajar yang tergolong efesien.
Pembelajaran klasikal berarti melaksanakan dua kegiatan sekaligus, yaitu pengelolaan
kelas dan pengelolaan pembelajaran.
Pengelolaan
kelas adalah penciptaan kondisi yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan
belajar dengan baik. Dalam pengelolaan kelas dapat terjadi masalah yang
bersumber dari kondisi tempat belajar misalnya ruang kotor, papan tulis atau
meja kursi rusak. Dan siswa yang terlibat dalam belajar misalnya dari antar
individu ataupun antar sekelompok siswa.
Pengelolaan
pembelajaran bertujuan mencapai tujuan belajar. Peran guru dalam pembelajaran
individu dan pembelajaran kelompok berlaku juga dalam pembelajaran klasikal.
Tekanan utama pembelajaran adalah seluruh anggota kelas.
Kesimpulan.
Pada
dasarnya dari ketiga pengorganisasian yang berbeda tersebut memiliki keunggulan
serta kelemahan masing-masing. Tetapi keunggulan serta kelemahan itu dapat
muncul tergantung pada suasana yang dipijak, kondisi kelas, kondisi siswa,
serta kecocokan dari guru terhadap cara yang ia pakai.
Menjadikan
hasil belajar maksimal bukan hal yang mustahil, melainkan hal tersebut
tergantung dalam metode, cara mengajar, dan mengorganisasikan siswa di dalam
kelas termasuk mengarahkan mereka untuk belajar dan juga bergantung pada
keahlian untuk menguasai keadaan.
Sumber : http://berawal-dariserpihan.blogspot.com/2013/04/pengorganisasian-siswa.html#!/2013/04/pengorganisasian-siswa.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar