MANAJEMEN SEKOLAH
1. Konsep manajemen keuangan
Uang merupakan salah satu sumber daya pendidikan yang
dianggap penting. Uang termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh
karena itu, uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu
pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan sebagai investasi akan menghasilkan
manusia-manusia cerdas yang berpengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam pembangunan suatu bangsa. Organisasi pendidikan dikategorikan
sebagai organisasi publik yang bersifat nirlaba (nonprofit), bukan untuk
mencari keuntungan seperti halnya perusahaan. Oleh karena itu, manajemen
keuangannya memiliki keunikan sesuai dengan misi dan karakteristik pendidikan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan pembiayaan
pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya
kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di sekolah bersama komponen-komponen
lain (Mulyasa, 2011:47).
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus
dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi
manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan mendapatkan dana (Suad Husnan,
1992:4). Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan
sesuai kebutuhan secara efektif dan efisien (Rugaiyah, 2011:67).
Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk mewujudkan tertib
administrasi dan bisa dipertanggungjawabkan berdasarkan ketentuan yang sudah
digariskan (Sobri Sutikno, 2012:90). Inti dari manajemen keuangan adalah
pencapaian efisiensi dan keefektifan. Oleh karena itu, selain mengupayakan
ketersediaan dana yang memadai untuk kebutuhan pembangunan maupun kegiatan
rutin operasional di sekolah, juga perlu diperhatikan faktor akuntabilitas dan
transparansi setiap penggunaan keuangan, baik yang bersumber dari pemerintah,
masyarakat dan sumber-sumber lainnya.
Menurut Jones (1985), tugas manajemen keuangan dapat dibagi
ke dalam tiga fase, yaitu financial planning, implementation and evaluation.
Pertama,yaitu financial planning (perencanaan financial) yang disebut budgeting
(penganggaran), merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang
tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa
menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, implementation involves
accounting (pelaksanaan anggaran) ialah kegiatan berdasarkan rencana yang
telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan. Ketiga, evaluation
involves merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.
Permasalahan yang terjadi dalam lembaga pendidikan terkait
dengan manajemen keuangan antara lain sumber dana yang terbatas, pembiayaan
program yang tersendat, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana
tertulis dalam rencana strategis lembaga pendidikan. Di satu sisi lembaga
pendidikan perlu dikelola dengan baik (good governance), sehingga menjadi
lembaga pendidikan yang bersih dari berbagai penyimpangan yang dapat merugikan
pendidikan.
2. Implementasi Manajemen
keuangan di Sekolah
Setiap sekolah seyogyanya memiliki rencana strategis untuk
periode waktu tertentu yang didalamnya mencakup visi, misi dan program, serta
sasaran tahunan. Oleh karena itu pembiayaan pendidikan yang terintegrasi dan
komprehensif dengan rencana strategi di sekolah dan diarahkan untuk
ketercapaian tujuan lembaga sudah didokumentasikan.
Pada dasarnya sumber pembiayaan untuk sekolah mengenal dua
macam pembiayaan, yaitu: pembiayaan rutin dan pembiayaan pembangunan. Biaya
rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun seperti untuk
gaji pegawai dan biaya operasional. Untuk memperoleh biaya rutin, pimpinan
sekolah harus dapat menyusun anggaran sekolah tiap tahunnya. Pimpinan sekolah
juga harus dapat memotivasi komite sekolah, sekolahnya dan masyarakat setempat
dalam rangka pengumpulan dana yang diperoleh harus dikelola secara efektif
untuk menjamin agar peserta didik memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.
Sedangkan biaya pembangunan, misalnya biaya pembelian atau pengembangan tanah,
penambahan pembangunan gedung, furniture, dan lain-lain.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi, (1) prosedur
anggaran; (prosedur akuntansi keuangan; (3) pembelajaran, pergudangan, dan
prosedur pendistribusian; (4) prosedur investasi; dan (5) prosedur pemeriksaan.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan ini menganut asas pemisahan tugas
antara fungsi otorisator, ordonator dan bendaharawan.
Otorisator adalah pejabat yang diberi wewenang untuk
mengambil tindakan yang mengakibatkan penerimaan dan pengeluaran anggaran.
Ordonator adalah pejabat yang berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan
pembayaran atas segala tindakan yang dilakukan berdasarkan otorisasi yang
ditetapkan. Adapun bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran uang atau surat-surat berharga lainnya
yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat perhitungan dan
pertanggungjawaban (Mulyasa, 2011:49).
Tujuan utama manajemen keuangan sekolah adalah:
a. Menjamin agar dana
yang tersedia dipergunakan untuk kegiatan harian sekolah dan menggunakan kelebihan
dana untuk diinvestasikan kembali
b. Memelihara barang-barang
(asset) sekolah, dan
c. Menjaga agar
peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan dan pengeluaran uang
diketahui dan dilaksanakan
Kerangka kerja manajemen keuangan di sekolah mencakup
pengertian sebagai berikut:
a. Pembukuan yang cermat dan akurat
b. Pertanggung jawaban yang luwes
c. Pertukaran pengeluaran
d. Kemudahan membelanjakan uang bagi kepala
sekolah, bila tidak akan menghambat kebebasan sekolah dalam bertransaksi apa
yang dibutuhkannya
e. Kebijakan keuangan dan
f. Alokasi dana yang tepat
Kepala sekolah harus menguasai betul apa yang dimiliki dan
dibutuhkan oleh tiap bagian. Agar dapat mengalokasikan dana dengan tepat, perlu
mengikutsertakan staf dan para pembantu kepala sekolah dalam proses penentuan
alokasi dana. Selain enam pengertian tadi, penerimaan dana sekolah perlu
mendapat perhatian pimpinan sekolah. Hal ini berkaitan dengan buku catatan
penerimaan dana sekolah, kepala sekolah perlu memahami tentang tujuan
diadakannya Buku Catatan Penerimaan Dana Sekolah, informasi yang harus
tercantum dalam setiap penerimaan dan memberdayakan uang tunai.
Selain itu kepala sekolah perlu memahami praktik-praktik
pemanfaatan jasa perbankan dan jenis-jenis rekeningnya. Dia juga perlu memahami
cara untuk pengamanan dana selama bertransaksi dengan baik, penarikan dana dan
cara mencegah pemalsuan. Kepala sekolah hendaknya benar benar memahami dan
dapat menjelaskan fungsi tujuan manfaat pembukuan kepada staf keuangan.
Hal-hal yang berkaitan dengan ini antara lain:
1) Buku pos (vate
book)
Buku
pos pada hakekatnya memuat informasi beberapa dana yang masih tersisa untuk
tiap pos anggaran. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang
harian. Dari buku pos kepala sekolah dengan mudah dapa melihat apakah sekolah
telah berlebih membelanjakan uang. Karena itu, dianjurkan agar kepala sekolah
menyelenggarakan buku tersebut.
2) Faktur
Faktur
dapat berupa buku atau lembaran lepas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi
rincian tentang: (a) maksud pembelian; (b) tanggal pembelian; (c) jenis
pembelian; (d) rincian barang yang dibeli, (e) jumlah pembayaran, dan (f) tanda
tangan pemberi kuasa (kepala sekolah).
Hal-hal
penting yang perlu diperhatikan antara lain:
a) Harus ada nomor untuk
diagendakan
b) Kuitansi pembelian harus
dilampirkan
c) Faktur untuk
mempertanggungjawabkan penggunaan uang umum.
3) Buku kas
Mencatat
rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang serta sisa saldo secara harian
dan pada hari yang sama, misalnya pembelian kapur tulis. Dengan demikian kepala
sekolah akan segera tahu tentang keluar masuknya uang pada hari yang sama.
Termasuk yang arus dicatat pada buku kas adalah Cheque yang diterima dan
dikeluarkan pada hari itu.
4) Lembar cek
Merupakan
alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan
bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suautu transaksi, misalnya barang yang
dipesan sudah dikirimkan dan catatan transaksinya benar. Orang berhak
menandatangani lembar cek adalah kepala sekolah atau petugas keuangan.
5) Jurnal
Sebagai
pengawas keuangan kepala sekolah harus membuka buku jurnal dimana seluruh
transaksi keuangan semuanya dicatat.
6) Buku besar
Ada
data keuangan berarti informasi dan jurnal hendaknya dipindahkan ke buku
besar atau buku kas induk pada setiap akhir bulan. Buku besar mencatat kapan
terjadinya transaksi keuangan, keluar masuknya uang pada saat itu dab neraca
saldonya.
7) Buku kas pembayaran
uang sekolah
Berisi
catatan tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran,
jumlah dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. Pencatatan
untuk tiap pembayaran harus segera dilakukan untuk menghindari timbulnya
masalah karena kuitansi hilang, lupa menyimpan atau karena pekerjaan yang
menjadi bertumpuk.
8) Buku kas
piutang
Berisi
daftar/catatan orang yang berutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang
berutang, tanggal pelunasan, dan sisa utang yang belum dilunasi. Informasi daam
buku ini harus selalu dalam keadaan mutakhir untuk melihat jumlah uang milik
sekolah yang belum kembali.
9)
Neraca percobaan
Tujuannya
adalah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggung jawaban
keuangan secara cepat, misalnya mingguan atau dua mingguan. Hal ini
memungkinkan kepala sekolah sewaktu-waktu (selama tahun anggaran) menentukan
hal yang harus didahulukan dan menangguhkan pengeluaran yang terlalu cepat dari
pos tertentu.
Sumber : http://pribadimam.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar