Manajemen Risiko
KONSEP-KONSEP YANG BERHUBUNGAN
DENGAN RISIKO ~
Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk
mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah
dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa
berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia,
organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan
segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen
risiko (manusia, staff, dan organisasi).
Didalam manajemen risiko dikenal beberapa konsep yang
berhubungan dengan risiko itu sendiri diantaranya adalah:
1. Risk is the change of loss,
risiko diartikan sebagai kemungkinan akan terjadinya kerugian.
2. Risk is the possibility of
loss, risiko adalah kemungkinan kerugian.
3. Risk is Uncertainty, risiko
adalah ketidakpastian.
4. Risk is the dispersion of
actual from expected result, risiko merupakan penye-baran hasil actual dari
hasil yang diharapkan.
5. Risk is the probability of
any outcome different from the one expected, risiko adalah probabilitas atas
sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan.
Dari beberapa definisi diatas, maka risiko dihubungkan
dengan kemungkinan terjadinya akibat buruk (kerugian) yang tak diinginkan atau
tidak terduga. Dengan kata lain “kemungkinan” itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
Ketidakpastian itu merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko. Dan
jika dikaji lebih lanjut “kondisi yang tidak pasti” itu timbul karena berbagai
sebab, antara lain; jarak waktu dimulai perencanaan, keterbatasan informasi
yang diperlukan, keterbatasan pengetahuan pengambil keputusan dan sebagainya.
Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada
risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan.
Menurut
Smith, 1990 Manajemen Resiko didefinisikan sebagai proses identifikasi,
pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah resiko yang mengancam aset
dan penghasilan dari sebuah perusahaan atau proyek yang dapat menimbulkan
kerusakan atau kerugian pada perusahaan tersebut.
Menurut
Clough and Sears, 1994, Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
pendekatan yang komprehensif untuk menangani semua kejadian yang menimbulkan
kerugian.
Menurut
William, et.al.,1995,p.27 Manajemen risiko juga merupakan suatu aplikasi
dari manajemen umum yang mencoba untuk mengidentifikasi, mengukur, dan
menangani sebab dan akibat dari ketidakpastian pada sebuah organisasi.
Dorfman,
1998, p. 9 Manajemen risiko dikatakan sebagai suatu proses logis dalam
usahanya untuk memahami eksposur terhadap suatu kerugian.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: penilaian resiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul
oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian,
serta tuntutan hukum).
Konsep lain yang berkaitan dengan risiko adalah Peril, yaitu
suatu peristiwa yang dapat menimbulkan terjadinya suatu kerugian, dan Hazard,
yaitu keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu
peril.
Hazard terdiri dari beberapa tipe, yaitu:
- Physical
Hazard, suatu kondisi yang bersumber pada karakteristik secara fisik dari
obyek yang dapat memperbesar terjadinya kerugian.
- Moral
Hazard, suatu kondisi yang bersumber dari orang yang berkaitan dengan
sikap mental, pandangan hidup dan kebiasaan yang dapat memperbesar
kemungkinan terjadinya peril.
- Morale
Hazard, suatu kondisi dari orang yang merasa sudah memperoleh jaminan dan
menimbulkan kecerobohan sehingga memungkinkan timbulnya peril.
- Legal
Hazard, suatu kondisi pengabaian atas peraturan atau perundang-undangan
yang bertujuan melindungi masyarakat sehinga memperbesar ter-jadinya
peril.
~ RISIKO SPEKULATIF DAN RISIKO MURNI
~
Kejadian sesungguhnya terkadang menyimpang dari perkiraan.
Artinya ada kemungkinan penyimpangan yang menguntungkan maupun merugikan. Jika
kedua kemungkinan itu ada, maka dikatakan risiko itu bersifat spekulatif.
Sebaliknya, lawan dari risiko spekulatif adalah risiko murni, yaitu hanya ada
kemungkinan kerugian dan tidak mempunyai kemungkinan keuntungan. Manajer risiko
utamanya menangani risiko murni dan tidak menangani risiko spekulatif kecuali
jika adanya risiko spekulatif memaksanya untuk menghadapi risiko murni
tersebut.
Risiko Spekulatif yang kadang-kadang dikenal pula dengan
istilah risiko bisnis(business risk)/ speculative risk adalah
suatu keadaan dimana jika sesorang menginvestasikan dananya disuatu tempat akan
menghadapi dua kemungkinan. Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau
malah investasinya merugikan. Risiko yang dihadapi seperti ini adalah risiko
spekulatif.Semua risiko spekulatif diambil sebagai pilihan sadar dan tidaknya
hanya diakibatkan oleh situasi yang tidak terkontrol. Contoh resiko spekulatif
diantaranya adalah:
- Risiko
Perubahan Harga
Harga
pasar suatu produk, jasa, atau komoditi dapat berubah-ubah. Ini dapat naik
maupun turun. Terkait dengan perubahan harga input, jika harga input naik, maka
perusahaan dapat mengalami kerugian penurunan marjin keuntungan. Sebaliknya,
jika harga input turun, maka perusahaan dapat mengalami keuntungan, yaitu
berupa kenaikan marjin keuntungan.
Terkait dengan harga output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami keuntungan karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin keuntungan.
Terkait dengan harga output, jika harga output naik, maka perusahaan akan mengalami keuntungan karena naiknya marjin keuntungan. Sementara, jika harga output turun, maka perusahaan akan mengalami kerugian, yaitu berupa penurunan marjin keuntungan.
- Resiko
Kredit
Resiko
kredit adalah resiko yang muncul dari transaksi kredit, seperti utang dagang.
Jika pihak yang kita berikan kredit mengalami gagal bayar, maka kita akan
mengalami kerugian.
Sedangkan Risiko Murni adalah sesuatu yang hanya dapat
berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.
Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita kebakaran,maka
perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak
terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian, bukan
menimbulkan keuntungan, kecuali ada kesengajaan untuk membakar dengan
maksud-maksud tertentu. Risiko murni adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat
merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan. Salah
satu cara menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi. Dengan demikian
besarnya kerugian dapat diminimalkan. itu sebabnya risiko murni kadang dikenal
dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan ( insurable risk ). Beberapa
bentuk resiko murni yang sering muncul diantaranya adalah:
- Resiko
hilang/rusaknya aset yang dimiliki yang diakibatkan kebakaran, pencurian,
penggelapan, dan sebagainya.
- Kecelakaan
kerja pada proses produksi.
- Resiko
akibat tuntutan hukum pihak lain, misalnya keracunan dari makanan yang
Anda jual, tuntutan konsumen akibat kelalaian kita, dan sebagainya.
- Resiko
operasional lainnya.
- Bencana
alam (force majeure), seperti banjir, gempa, angin topan, dan sebagainya.
Dari kedua kategori risiko diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah
kemungkinan untung ada atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat
kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
~ SUMBER RISIKO ~
Terdapat
beberapa sumber risiko yang bisa mempengaruhi besarnya risiko suatu investasi,
diantaranya adalah :
- Risiko
suku bunga
Perubahan suku bunga bisa mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan suku bunga akan mempengaruhi harga saham secara terbalik, yang berarti jika suku bunga meningkat, maka harga saham akan turun. Demikian pula sebaliknya, apabila suku bunga menurun, maka harga saham akan meningkat.
- Risiko
pasar
Yang dimaksud risiko pasar adalah fluktuasi pasar yang secara keseluruhan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Perubahan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti munculnya resesi ekonomi, kerusuhan, maupun perubahan politik.
- Risiko
inflasi
Inflasi yang meningkat akan mengurangi kekuatan daya beli rupiah yang telah diinvestasikan. Maka dari itu, risiko ini juga bisa disebut sebagai risiko daya beli.
- Risiko
bisnis
Risiko bisnis merupakan risiko yang terdapat dalam menjalankan bisnis suatu jenis industri. Misalnya perusahaan pakaian jadi yang bergerak di bidang industri tekstil, akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik industri tekstil itu sendiri.
- Risiko
finansial
Risiko ini berkaitan dengan keputusan perusahaan untuk menggunakan hutang dalam pembiayaan modalnya. Semakin besar hutang yang digunakan, maka semakin besar pula risiko yang akan ditanggung.
- Risiko
likuiditas
Risiko ini berkaitan dengan kecepatan suatu sekuritas yang diterbitkan perusahaan bisa diperdagangkan di pasar sekunder. Semakin cepat suatu sekuritas diperdagangkan, maka semakin likuid sekuritas tersebut. Dan demikian pula sebaliknya.
- Risiko
nilai tukar mata uang (valas)
Risiko ini berkaitan dengan fluktuasi nilai tukar mata uang domestik dengan nilai mata uang negara lainnya. Risiko ini juga dikenal dengan nama currency risk atau exchange rate risk.
- Risiko
negara
Risiko ini juga disebut sebagai risiko politik, karena sangat berkaitan dengan kondisi perpolitikan suatu negara. Bagi perusahaan yang beroperasi di luar negeri, maka stabilitas ekonomi dan politik negara bersangkutan akan sangat perlu diperhatikan guna menghindari risiko negara yang terlalu tinggi.
~ JENIS-JENIS RISIKO ~
Selain risiko di atas tersebut, dalam manajemen investasi
dikenal pembagian risiko dalam dua jenis, yaitu risiko sistematis dan risiko
unsistematis. Risiko sistematis merupakan risiko yang berkaitan dengan
perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Sedangkan risiko
unsistematis merupakan risiko yang tidak berkaitan dengan perubahan pasar
secara keseluruhan.
Sumber : http://defiristiani-defiristiani.blogspot.com/2013/02/manajemen-risiko.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar