PT .Hyundai Indonesia Motor (HIM) adalah perusahaan yang bergerak pada
bidang otomotif khususnya dalam perakitan mobil dengan merk Hyundai. Dalam
upaya mempertahankan kualitas produk, PT .HIM berusaha untuk meminimasi jumlah
kecacatan dalam setiap unit inspeksinya. Untuk itu diperlukan sebuah metode
pengendalian dan peningkatan kualitas untuk mengidentifikasi cacat ke penyebab
akar utamanya. Metode yang tepat untuk diterapkan adalah metode Six Sigma
dengan menggunakan tahapan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improvement,
Control).
Dalam tahap Define, proses paint shop dengan tipe unit mobil MX merupakan proyek six sigma yang diteliti. Pada tahap measure dilakukan penentuan Critical To Quality (CT Q) sebanyak 30 CTQ kemudian dilakukan pengukuran dengan membuat peta kendali U dan Xbar-R yang didapatkan hasil sigma sebesar 3,5. Pada tahap Analyze, dibuat diagram sebab akibat (fishbone) untuk mengetahui faktor – faktor penyebab cacat untuk lima jenis cacat t ertinggi pada diagram pareto yaitu cacat bintik/dirt, meleleh, tipis, crater, dan popping kemudian AHP digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk menentukan faktor cacat utama pada setiap jenis cacat. Pada tahap improvement, dilakukan analisa perbaikan dengan menggunakan FMEA, melalui hasil RPN didapatkan modus kegagalan potensial yang paling utama sebagai penyebab terjadinya kecacatan yang harus segera ditangani. Control dilakukan penerapan usulan tindakan perbaikan dan perhitungan simulasi konsep six sigma yang sudah dilakukan.
Dengan adanya perancangan sistem informasi manajemen Six Sigma ini, maka perusahaan diharapkan mendapatkan solusi – solusi terbaik dan akurat untuk diimplementasikan dan perusahaan dapat terbantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat untuk menangani adanya kecacatan yang timbul pada produk sehingga dapat menghasilkan produk dengan zero defect dan meningkatkan kualitas produk pada perusahaan.
Dalam tahap Define, proses paint shop dengan tipe unit mobil MX merupakan proyek six sigma yang diteliti. Pada tahap measure dilakukan penentuan Critical To Quality (CT Q) sebanyak 30 CTQ kemudian dilakukan pengukuran dengan membuat peta kendali U dan Xbar-R yang didapatkan hasil sigma sebesar 3,5. Pada tahap Analyze, dibuat diagram sebab akibat (fishbone) untuk mengetahui faktor – faktor penyebab cacat untuk lima jenis cacat t ertinggi pada diagram pareto yaitu cacat bintik/dirt, meleleh, tipis, crater, dan popping kemudian AHP digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk menentukan faktor cacat utama pada setiap jenis cacat. Pada tahap improvement, dilakukan analisa perbaikan dengan menggunakan FMEA, melalui hasil RPN didapatkan modus kegagalan potensial yang paling utama sebagai penyebab terjadinya kecacatan yang harus segera ditangani. Control dilakukan penerapan usulan tindakan perbaikan dan perhitungan simulasi konsep six sigma yang sudah dilakukan.
Dengan adanya perancangan sistem informasi manajemen Six Sigma ini, maka perusahaan diharapkan mendapatkan solusi – solusi terbaik dan akurat untuk diimplementasikan dan perusahaan dapat terbantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik dan lebih cepat untuk menangani adanya kecacatan yang timbul pada produk sehingga dapat menghasilkan produk dengan zero defect dan meningkatkan kualitas produk pada perusahaan.
Gambar 1.1
Dari
gambar 1.1 diatas komisaris berada paling tinggi jabatannya bisa dibilang tugas
komisaris sebagai pengawas direktur utama, lalu tugas direktur utama menentukan
kebijakan untuk perusahaan dan mengawasi laporan-laporan yang diterima dari
para manager disetiap departemen.
Pada bagian produksi terdapat manajer produksi yang bertugas menyusun rencana dan jadwal produksi serta mengawasi proses pelaksanaannya melalui laporan. Administrasi produksi menerima laporan dari divisi-divisi bawahannya lalu membuat laporan yang akan diberikan kepada manajer.
Pada bagian produksi terdapat manajer produksi yang bertugas menyusun rencana dan jadwal produksi serta mengawasi proses pelaksanaannya melalui laporan. Administrasi produksi menerima laporan dari divisi-divisi bawahannya lalu membuat laporan yang akan diberikan kepada manajer.
Pada
Finance & Teasury terdapat bagian finance atau keuangan yang bertugas
mengatur biaya keluar dan masuknya uang serta membuat laporan secara periodik
dan pada bagian teasury memeriksa hasil laporan yang diberikan bagian keuangan
serta membantu kinerja bagian keuangan.
Pada Human Resources & GA terdapat bagian HRD yang bertugas merencanakan penyeleksian tenaga kerja baru, sanksi karyawan dll dan bagian GA(General Affairs) mengatur atau menyediakan semua kebutuhan perusahan seperti penerimaan tamu dll.
Pada Human Resources & GA terdapat bagian HRD yang bertugas merencanakan penyeleksian tenaga kerja baru, sanksi karyawan dll dan bagian GA(General Affairs) mengatur atau menyediakan semua kebutuhan perusahan seperti penerimaan tamu dll.
Pada
bagian Marketing terdapat 4 bagian yang pertama adalah dealer sales melakukan
promosi penjualan melalui internet, telpon, iklan, dll. Selanjutnya pada bagian
direct sales bertugas melakukan strategi pemasaran yang dijalankan setiap
dealer daerah. Kemudian pada bagian marketing & promotion melakukan promosi
secara langsung yang sudah ditentukan direct sales. Dan yang terakhir bagian
sales administrasi memasukan data hasil penjualan yang telah dilakukan oleh
perusahaan.
Bagian terakhnir yaitu
Management Informasi System bertugas membuat sistem informasi yang digunakan
perusahaan dalam hal produksi, maintenance jalannya sistem, serta memperbaiki
hardware yang digunakan untuk meningkatkan sistem informasi yang ada.
Sumber : http://sisteminformasiindustri.blogspot.co.id/2014/07/sistem-informasi-manajemen-six-sigma.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar